Menu Bar

Jumat, 24 Januari 2014

Learning to Love, Learning to Forgot ...

Rasanya sudah sangat lama aku tidak menuangkan tinta pena dalam blog ini. Rasa malas sering menyerangku saat akan menulis, maklumlah aku bukan penulis cerpen atau pun novel, hanya seorang anak manusia yang merasakan hal yang sama dengan kalian ... hehe. Hari ini lebih baik aku tuangkan inspirasiku ini disini, siapa tahu bisa mengurangi bebanku dan menginspirasi kalian yang membaca.

Ceritaku bukan cerita tentang cinta, hanya pelajaran mencintai dan melupakan.

Ada yang pernah denger hukum kekekalan energi? Kalo kalian anak IPA atau anak energi mungkin kalian pernah denger. Dalam hukum kekekalan energi dikatakan bahwa secara garis besar, energi itu tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan (berarti energi itu sudah ada sejak zaman dahulu kala ... hehe). Energi memang tidak dapat dimusnahkan, namun energi itu dapat dikonversikan. Hal itulah yang membuat aku menulis sekarang.

Menurutku, cinta itu energi loh, kamu ga bisa menciptakan cinta dalam hati sama halnya kita ga bisa menghancurkannya. Terus kenapa kita bisa mencintai orang lain kalo cinta itu sendiri ga bisa diciptakan? Pada dasarnya, cinta itu telah ada pada hati setiap orang dari mulai dia berojol sekalipun, hanya saja objek dari cinta itu yang mungkin berbeda. Wajar kalo seseorang dari mulai dia bayi sudah mempunyai energi cinta pada orang tuanya, dan setelah tumbuh menjadi dewasa energi cinta itu akan semakin complicated karena lingkungan pergaulan bayi itu semakin luas. By default, hati setiap orang itu berisi cinta.

Oke, back to energi dan cinta. Ketika seseorang jatuh cinta, energi cinta seseorang itu bertambah, hmm bisa dibilang bercabang kali ya (berarti kalo banyak mencintai bisa jadi kaya akar dong semakin merembet kemana-mana ... hehe). Nah sedangkan ketika seseorang patah hati apalagi gara-gara kasus diselingkuhinlah, dicampakanlah, dikhianatinlah, dll, energi cinta itu akan berubah bentuk, sama besarnya mencadi kekecewaan, kebencian, kemarahan. Tapi kita ga mungkin menghapusnya. Kasian dong yang patah hati ga bisa ngehapus masa lalunya? nah, itu dia, kenapa aku bilang cinta itu energi, energi bisa dikonversikan, begitu juga cinta. Kita ga perlu menghapuskan kekecewaan, kemarahan, kebencian itu karena yang kita butuhkan hanya mengkonversikan semua rasa patah hati itu ke energi cinta lagi tapi dengan objek yang berbeda. Ya benar, kamu harus mengubah energi patah hati kamu itu dengan mencintai objek lain. Namun apa/siapa? kapan? bagaimana? Tentu saja tidak akan semudah itu meyakinkan hati untuk mencintai lagi, apalagi kalo kita mencintai seseorang yang udah nyakitin kita itu bertahun-tahun lamanya. tidak perlu dipaksa, karena semakin dipaksa dihapuskan maka akan semakin besar rasa itu. Biarkanlah hidup membawamu mengalir, walaupun pasti terasa sedikit sakit namun yakinlah bahwa semuanya akan berjalan dengan lebih baik.
Tuhan tahu yang terbaik untuk hambaNya. Anggap saja di adalah your favourite mistake ;)



Tidak ada komentar: